Penting! Pahami Unsur Pembangun Cerpen Berikut agar Cerpen Kamu Semakin Menarik
Salah satu aspek yang bisa membuat cerpen semakin menarik adalah adanya unsur pembangun yang kuat dalam cerpen. Jika ada salah satu unsur yang tidak ada, maka cerpen akan menjadi terkesan aneh dan bisa menimbulkan kebingungan di benak para pembacanya.
Cerpen sendiri merupakan karya sastra fiksi berbentuk prosa yang lebih singkat daripada novel sehingga bisa dibaca sekali duduk. Walau jalan ceritanya tidak sekompleks novel, tetapi cerpen memiliki unsur pembangun yang serupa dengan novel.
Penting! Pahami Unsur Pembangun Cerpen Berikut agar Cerpen Kamu Semakin Menarik
Nah, cerpen memiliki dua unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Apa bedanya kedua unsur tersebut dan apa saja yang termasuk unsur intrinsik maupun ekstrinsik? Simak selengkapnya pada artikel kali ini!
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Berikut ini unsur pembangun cerpen yang termasuk ke dalam unsur intrinsik:
1. Tema
Tema merupakan ide pokok yang mendasari cerita. Tanpa adanya tema, cerpen akan terasa tidak memiliki ruh atau nyawa sehingga menjadi kurang menarik.
Tema ini berisikan gambaran cerita secara garis besar. Maka dari itu, kamu perlu menentukan tema sebelum menulis cerpen. Selain itu untuk mengetahui tema sebuah cerpen, kamu perlu membacanya secara keseluruhan terlebih dahulu.
2. Penokohan
Unsur intrinsik cerpen berikutnya ialah penokohan. Penokohan merupakan proses menciptakan karakter atau citra dari seorang tokoh. Penokohan menjadi salah satu unsur intrinsik yang berperan penting untuk memperkuat alur cerita dan membuat cerpen semakin menarik.
Ada dua cara untuk mengemukakan penokohan, yaitu menggunakan teknik analitik dan teknik dramatik. Jika menggunakan teknik analitik, pengarang menyampaikan secara langsung penokohannya. Sedangkan teknik dramatik, penokohan digambarkan secara tidak langsung.
3. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang menjalankan peristiwa dalam sebuah cerita. Tanpa adanya tokoh, suatu cerita tidak dapat berjalan secara utuh. Tokoh ini bisa terdiri dari satu orang atau lebih.
Tokoh pada umumnya terdiri dari tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (tokoh yang melawan protagonis), tritagonis (penengah atau pendukung) dan figuran (tokoh pembantu). Dengan adanya penggambaran perilaku tokoh, sebuah cerpen bisa menjadi lebih menarik untuk dibaca.
4. Alur
Alur merupakan rangkaian atau pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan kausalitas (sebab akibat). Ada tiga jenis alur cerita yang umum digunakan yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran atau maju mundur.
5. Latar
Unsur intrinsik cerpen berikutnya ialah latar atau yang biasa disebut setting. Latar terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
- Latar waktu: Waktu terjadinya peristiwa dalam cerita
- Latar tempat: Tempat terjadinya peristiwa dalam cerita
- Latar suasana: Suasana yang digambarkan dalam cerita
6. Amanat
Amanat merupakan pesan yang terkandung di dalam cerpen. Pada umumnya, pesan tersebut disampaikan secara tersirat atau tersembunyi oleh si pengarang cerpen. Misalnya saja, cerpen bertema pendidikan. Biasanya menyiratkan pesan tentang semangat dalam belajar atau menempuh pendidikan, menggapai cita-cita dan lain-lain.
7. Sudut pandang
Sudut pandang merupakan cara penulis memposisikan diri dalam menyampaikan cerita. Terdapat tiga jenis sudut pandang di antaranya sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua dan sudut pandang orang ketiga. Biasanya, sudut pandang orang pertama dan orang ketiga sebagai orang serba tahu segala hal dalam cerita yang seringkali digunakan oleh penulis.
8. Gaya bahasa
Unsur intrinsik cerpen selanjutnya adalah gaya bahasa. Gaya bahasa atau penyampaian cerita setiap penulis tentunya berbeda-beda. Gaya bahasa yang digunakan ini bisa tergantung dari kategori atau tema cerpen yang ditulis. Terkadang, gaya bahasa juga dikenal sebagai majas atau kiasan. Berikut ini beberapa jenis gaya bahasa:
- Metafora: Membandingkan kata menggunakan arti yang bukan sebenarnya. Misalnya, panjang tangan, buah tangan dan lain-lain.
- Personifikasi: Perumpaan benda tak bernyawa sebagai manusia. Misalnya, “Coba tanyakan saja pada rumput yang bergoyang”.
- Litotes: Gaya bahasa yang bertujuan untuk merendah. Contohnya, “Maaf ya, hanya makanan ini yang bisa saya sediakan”
- Hiperbola: Ungkapan yang bersifat melebih-lebihkan, contohnya: “Kesabaranmu sungguh seluas samudera”
- Simile: Gaya bahasa yang menggambarkan kondisi yang membandingkan satu hal dengan hal lainnya dalam satu kalimat menggunakan kata hubung seperti, bagaikan, laksana dan lain-lain. Misalnya, “Pelukan ibu bagaikan hangatnya mentari pagi”.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun cerpen yang berasal dari luar cerpen yang mampu memengaruhi atau mendukung sebuah cerpen. Terdapat beberapa unsur dari luar cerpen yang mampu memengaruhi sebuah cerpen, di antaranya:
1. Latar belakang penulis
Faktor-faktor dari dalam diri penulis atau latar belakang penulis merupakan salah satu unsur ekstrinsik yang bisa memengaruhi isi cerpen. Latar belakang penulis bisa berupa riwayat hidup penulis, bidang keilmuan, aliran sastra yang dianut, kondisi psikologis dan lain-lainnya.
2. Latar belakang masyarakat
Berikutnya, unsur ekstrinsik yang bisa memengaruhi cerpen ialah latar belakang masyarakat. Beberapa hal yang termasuk ke dalam latar belakang masyarakat meliputi kondisi ekonomi atau kesejahteraan masyarakat, kondisi politik dan sosial.
3. Nilai-nilai
Terakhir, unsur dari luar yang bisa memengaruhi cerpen adalah nilai-nilai. Nilai-nilai yang dimaksud di sini bisa berupa nilai agama, nilai moral, nilai budaya dan nilai sosial.
Nah, itulah unsur pembangun cerpen yang perlu kamu pahami jika ingin cerpen kamu semakin menarik. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasanmu, ya!
Tuliskan Komentar