Ingin Memahami Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen? Ini Penjelasannya!
Tepis kebingungan kamu perihal unsur ekstrinsik dalam cerpen! Tulisan ini akan mengantarkan kamu pada pemahaman yang lebih jelas dan mudah kamu ingat. Jika kamu penulis pemula, salah satu teori membangun cerita ini wajib kamu pahami sebagai landasan untuk mengembangkan karya yang bukan kaleng-kaleng.
Kita semua pasti sudah mengetahui bahwa unsur pembangun cerita terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sayangnya, kebanyakan orang cenderung mendalami satu sisi saja sementara lainnya kurang tergubris. Dalam hal ini, pembahasan unsur ekstrinsik masih kurang masif.
Ingin Memahami Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen? Ini Penjelasannya!
Padahal, keduanya sama-sama penting untuk seorang pengarang pahami. Sebab, tanpa unsur ekstrinsik, sebuah cerita tidak akan terasa “nyawa”nya dan akan terasa hambar ketika dibaca.
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya jika kita memantapkan pengetahuan dengan memahami definisi cerpen itu sendiri. Agar pemahamanmu tidak mengambang, simak yuk!
Cerpen Itu Apa Sih?
Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra yang ditulis tidak lebih panjang dari novel dan hanya berfokus pada satu tokoh dalam satu situasi atau keadaan. Menulis cerpen tidak boleh lebih dari 10.000 kata dengan menceritakan satu kejadian saja. Oleh karena itu, menggunakan alur maju menjadi pilihan tepat untuk menceritakan cerita yang sifatnya fiktif.
Karena jumlah kata yang terbatas, kamu perlu menceritakan tokoh utamamu secara lebih intens tanpa membahas tokoh pendukung lain terlalu dalam. Kendati membaca cerpen sekali duduk, kamu harus menyisipkan pesan dan kesan di dalamnya agar menyentuh hati para pembaca.
Pengertian Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun cerita yang berada di luar karya sastra. Sama halnya dengan jenis-jenis sastra lainnya, cerpen pun memiliki unsur ekstrinsik yang mencerminkan bagaimana dan kenapa hal itu dibuat.
Dikarenakan unsur ini fokus pada hal apa yang mendorong pengarang menciptakan suatu cerpen, secara tidak langsung kita juga dapat memahami pribadi dan lingkungan si pengarang.
Apa Saja Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen?
Ada banyak unsur ekstrinsik yang mengilhami pengarang dalam membuat cerpen. Keragamannya tidak dapat dibaca secara gamblang. Karena sifatnya tersirat, unsur ekstrinsik hanya dapat pembaca pahami jika bisa memosisikan diri sebagai pengarang tersebut.
1. Latar belakang pengarang
Jika berbicara tentang latar belakang, maka yang akan tebersit adalah dasar atau alasan si pengarang mengangkat suatu cerita dalam cerpennya. Hal ini dapat terlihat dari subjektivitas pengarang berupa sikap, perasaan, maupun pandangan. Hal ini juga berkaitan erat dengan biografi pengarang atau riwayat hidup, yang berarti penjelasan mendalam tentang apa yang telah pengarang lalui.
Sebagai contoh, suatu waktu si pengarang mengalami patah hati mendalam dalam hubungan dengan kekasihnya, maka ia menuliskan perasaan melalui cerita yang bersifat fiktif namun penuh dengan kesedihan sedalam yang ia rasakan.
2. Sisi psikologis pengarang
Sisi psikologis berarti hal yang berkenaan dengan psikologi, di mana hal ini menjelaskan tentang proses mental dan kegiatan jiwa seseorang. Hal ini begitu berpengaruh pada terciptanya suatu cerpen.
Baik normal maupun terguncang, kegiatan jiwa pengarang dapat dirasakan dari isi ceritanya. Ketika pengarang pernah mengalami suatu kejadian yang menyenangkan, maka cerpen yang ia tulis akan mencerminkan hal tersebut. Baik dari alurnya ataupun karakter suatu tokoh, unsur ekstrinsik satu ini hendaknya terlihat kentara saat terbaca.
3. Kondisi lingkungan pengarang
Kondisi lingkungan mencakup kondisi sosial dan budaya. Sosial merupakan hal yang berkenaan dengan masyarakat, sementara budaya berkaitan erat dengan sesuatu yang menjadi kebiasaan dan sulit untuk mengubahnya.
Ketika pengarang berada di lingkungan yang kondisi sosial dan budayanya tedapat hal menonjol, maka pengarang akan terdorong menulis sebuah cerpen berdasarkan situasi di sekitarnya.
Sebagai gambaran, ketika seorang pengarang lahir dan besar di lingkungan orang-orang melayu, maka ia akan terinspirasi membuat cerpen yang mengangkat budaya melayu di daerahnya. Biasanya, hal ini tercermin dalam salah satu unsur intrinsik berupa latar tempat.
4. Nilai agama
Agama erat kaitannya dengan ajaran dan kepercayaan. Sesuatu yang mempengaruhi unsur ekstrinsik cerpen berupa aturan keagamaan yang pengarang jalankan.
Pengalaman spiritual dapat tertuang dalam sebuah cerpen yang pada intinya mengarah pada kebaikan. Seorang penulis yang mendalami pengalaman spiritual dapat membahas perihal yang lebih rumit namun dapat terurai dengan bahasa yang mudah pembaca pahami.
Untuk gambaran, ketika si pengarang tengah mendalami pengalaman spiritual, ia akan terdorong untuk menciptakan karya tentang Ketuhanan atau nilai kebaikan dalam agama. Cerpen yang ia buat akan sangat terasa sisi agamisnya.
5. Nilai moral
Moral mencakup masalah baik buruknya perbuatan. Cerminan moral dapat terlihat dari kondisi masyarakat. Fenomena baik buruk perilaku manusia dapat menjadi pemantik seorang pengarang daam menulis sebuah cerpen.
Contohnya, seorang pengarang menemukan suatu peristiwa di mana orang lain yang kehidupannya sederhana masih sibuk mendermakan kebaikan kendati kecil. Maka pengarang dapat mengangkat peristiwa tersebut sebagai inspriasi dalam pembuatan cerpennya.
Tulisan yang baik tidak hanya tentang praktik yang intens, namun juga tentang seberapa dalam kamu memahami teori. Semoga dengan penjelasan lima unsur ekstrinsik di atas dapat menambah wawasanmu dan membuat kamu semakin gencar menghasilkan karya yang baik.
Tuliskan Komentar