Jenis-jenis Konflik Agar Cerita Kamu Lebih Menarik!
Konflik adalah elemen yang membuat seorang karakter menarik. Dengan adanya konflik, cerita bukan hanya sekedar berjalan, tetapi juga memiliki kedalaman emosi yang akan membuat pembaca tergoda. Konflik sendiri ada banyak jenisnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa saja jenis-jenis konflik yang akan membuat cerita kamu lebih hebat.
George R.R. Martin penulis A Song of Ice and Fire, pernah berkata “… Conflict is what makes characters really interesting.”
Jenis-jenis Konflik Agar Cerita Kamu Lebih Menarik!
Kehadiran konflik sangat penting dalam menentukan alur dari sebuah cerita. Bukan hanya akan mempengaruhi karakter. Tanpa konflik, plot cerita tidak dapat berkembang. Dan bukan hanya itu, tanpa konflik, pembaca akan menguap kebosanan. Namun, sebelum masuk pada jenis-jenis konflik yang bisa kamu gunakan, alangkah baiknya kamu memahami pengertian konflik itu terlebih dahulu. Yuk, kita bahas satu per satu!
Apa Itu Konflik?
Menurut KBBI, konflik merupakan percekcokan, perselisihan, ketegangan atau pertentangan di dalam sebuah cerita. Pertentangan itu bisa melibatkan antara dua kekuatan atau lebih. Umumnya muncul karena terdapat perbedaan sifat atau prinsip antara tokoh dalam cerita.
Aaron Sorkin, penulis naskah dan produser, menegaskan bahwa “konflik adalah drama, dan bagaimana orang menghadapi konflik menunjukkan jenis orang seperti apa mereka.”
Jenis-jenis Konflik Cerita
Dari pengertian di atas, kamu bisa mulai mengerti betapa pentingnya sebuah konflik di dalam sebuah cerita. Maka dari itu, mengetahui apa saja jenis-jenis konflik tidak kalah pentingnya. Apa saja jenis-jenisnya, berikut adalah enam jenis-jenis konflik yang bisa kamu gunakan:
1. Dengan diri sendiri
Jenis konflik pertama adalah konflik dengan diri sendiri. Ini termasuk konflik internal. Biasanya, sang tokoh akan dihadapkan dengan pilihan yang bertentangan dengan isi hatinya. Dia akan mengambil keputusan yang berat. Keputusan yang mungkin akan membuatnya tidak bisa lagi kembali ke rumah.
Enaknya konflik dengan diri sendiri adalah konflik ini akan membuat pembaca memahami lebih dalam sang karakter, dimulai dari motivasinya,sampai dengan isi hatinya. Hal ini bukan hanya akan membuat pembaca terkait secara emosional. Tetapi juga dapat melihat perkembangan karakter dan perubahannya dari awal hingga akhir.
2. Dengan orang lain
Yang kedua adalah konflik dengan orang lain. Konflik ini termasuk pada konflik external, dan sering kali digunakan untuk menggambarkan antara yang baik dan jahat. Sang tokoh utama (protagonis) akan berhadapan dengan orang lain (antagonis).
Selain itu, bertemunya protagonis dan antagonis juga dapat menciptakan situasi tegang penuh aksi, serta menambah dinamika cerita. Dan bentuknya bisa beragam, tergantung kebutuhan. Bisa berupa pertarungan, pengejaran, atau konfrontasi langsung yang akan menciptakan perdebatan hebat.
Contoh cerita hebat dengan konflik ini adalah Harry Potter karya J.K. Rowling. Dalam cerita tersebut, sang protagonis, Harry Potter, seringkali berhadapan dengan antagonis utama, Voldemort. Dan selain menciptakan sebuah konflik, pertemuan mereka juga menciptakan tema-tema seperti keberanian, persahabatan, dan kebaikan versus kejahatan.
3. Pertarungan melawan masyarakat
Konflik dengan masyarakat bisa jadi merupakan konflik yang mampu memperkaya cerita. Ini adalah konflik external lainnya. Dalam konflik dengan masyarakat, sang tokoh utama biasanya akan berusaha mengubah aturan, melawan norma-norma, atau sistem yang ada.
Pertarungan melawan masyarakat ini sangat cocok untuk cerita-cerita dengan tema ketidakadilan, kebebasan, atau hak asasi manusia. Dan karena lawannya adalah masyarakat, dalam konflik ini, sang karakter utama biasanya digambarkan memiliki keberanian yang kuat.
4. Melawan alam
Konflik dengan alam adalah sebuah konflik dimana tokoh utama harus berhadapan dengan bencana alam, seperti; tsunami, gempa bumi, atau wabah hebat yang mencoba menghancurkan alam. Dalam konflik ini, alam yang indah seketika berubah seperti ingin menghancurkan manusia.
Oleh karena itu, dalam konflik jenis ini tokoh utama biasanya terpaksa harus mencari tempat untuk berlindung. Konflik ini sering kali menyoroti seorang karakter yang berjuang untuk bertahan hidup. Alam yang kacau akan memaksa karakter untuk menunjukan kekuatan dan kelemahannya. Membuat cerita semakin menarik dan memiliki banyak potensi.
Contoh baik dari konflik ini adalah seperti dalam film 2012. Di film tersebut, terjadi sebuah fenomena alam yang extreme, yang menghancurkan seluruh kehidupan di bumi. Ini membuat sang karakter utama, dan manusia lainnya berbondong-bondong untuk mencari tempat bertahan hidup.
5. Melawan teknologi
Selain alam, perkembangan teknologi yang pesat bisa jadi sebuah konflik yang relevan dan menarik bagi ceritamu. Kamu bisa menggunakan kemajuan teknologi sebagai ancaman pada habitat manusia, seperti pada konflik dengan alam. Bedanya, sekarang yang menjadi bencana adalah kemajuan teknologi.
Contoh cerita dengan konflik melawan teknologi yang hebat adalah 1984 karya George Orwell. Novel ini menggambarkan bagaimana sebuah teknologi yang dipergunakan dengan salah. Yang seharusnya digunakan untuk mempermudah kehidupan, malah dipakai pemerintah untuk mengontrol warganya.
6. Kekuatan supranatural
Terakhir, yang biasanya dipakai dalam cerita-cerita horor adalah konflik dengan kekuatan supranatural. Dalam konflik ini, biasanya tokoh utama akan menghadapi sebuah kekuatan magis atau berhadapan dengan hantu.
Adanya kekuatan supranatural pun biasanya akan memberikan kesan seram dan juga menakutkan. Ini akan menarik minat pembaca yang menyukai tantangan. Namun, agar konflik ini berhasil, penulis harus mampu menciptakan logika yang konsisten agar pembaca mampu menerima asal-usul kekuatan supranatural itu.
Itulah enam jenis konflik yang bisa kamu gunakan untuk membuat cerita kamu lebih menarik. Dengan memahami jenis-jenis konflik tersebut, sekarang kamu bisa memilih konflik mana yang paling cocok, sehingga cerita kamu akan lebih kuat dan penuh emosional.
Tuliskan Komentar