Ingin Menjadi Dokter? Inilah Tahapan dan Syarat Menjadi Dokter di Indonesia
Siapa diantara kamu yang tidak ingin menjadi dokter? Menjadi dokter merupakan impian bagi sebagian besar orang. Selain memiliki nilai prestise, profesi dokter juga merupakan profesi yang mulia karena menyelamatkan nyawa orang.
Namun, siapa yang tahu jika untuk memperoleh gelar profesi dokter perlu proses yang panjang? Tidak hanya pendidikan, namun juga ada pelatihan dan ujian. Maka, menjadi dokter di Indonesia bukan hal yang mudah.
Ingin Menjadi Dokter? Inilah Tahapan dan Syarat Menjadi Dokter di Indonesia
Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai tahapan dan syarat-syarat yang perlu kamu tempuh apabila ingin menjadi dokter di Indonesia. Simak baik-baik, ya!
Tahapan Kuliah Kedokteran
Awal mula seseorang bisa menjadi dokter adalah dengan memenuhi syarat awal, yaitu lolos seleksi masuk Fakultas Kedokteran. Syarat pertama yaitu siswa SMA atau sederajat jurusan IPA yang kemudian lolos ujian masuk perguruan tinggi.
Setelah lolos ujian masuk perguruan tinggi, barulah kamu dapat menempuh sekolah pendidikan dokter seperti ini:
1. Menempuh pendidikan Sarjana Kedokteran
Setelah melakukan serangkaian ujian masuk perguruan tinggi dan lolos seleksi masuk, langkah selanjutnya adalah menempuh pendidikan sarjana kedokteran. Tahap ini berlangsung selama 3,5 sampai 4 tahun.
Selama menempuh pendidikan S1 pendidikan dokter, kamu akan mempelajari dasar-dasar ilmu kedokteran. Selain belajar teori, kamu juga akan menjalani praktikum serta simulasi klinik penanganan pasien.
Kurikulum pendidikan dokter ini sudah ditentukan oleh pemerintah dan sifatnya nasional. Sehingga, semua fakultas kedokteran di Indonesia memiliki standar yang sama. Apabila kamu dinyatakan lulus, maka akan mendapat gelar S.Ked.
2. Program pendidikan profesi dokter (Co-ass)
Setelah lulus dari pendidikan sarjana dan mendapat gelar S.Ked, maka calon dokter harus melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pendidikan profesi dokter. Umumnya, kamu mengenal pendidikan ini dengan co-ass atau koasistensi.
Program co-ass biasanya berlangsung selama dua tahun di rumah sakit. Pada tahap co-ass, calon dokter akan belajar langsung berpraktik di rumah sakit.
Calon dokter akan belajar berbagai stase, seperti penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit jiwa, serta stase lainnya. Setiap calon dokter wajib melibatkan diri dalam penanganan dengan bimbingan dokter senior.
Selain untuk memenuhi syarat memperoleh gelar dokter, co-ass dapat melatih calon dokter untuk mengembangkan keterampilan klinis dan memahami situasi di dunia medis. Calon dokter juga dapat belajar cara berinteraksi dengan pasien selama menjalani co-ass.
3. Melakukan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)
Tahapan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) merupakan tahap untuk menguji apakah seorang dokter layak mendapat gelar tersebut. Sehingga, kamu perlu lolos ujian ini supaya dapat beranjak ke tahap selanjutnya.
Ujian UKMPPD terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Ujian teori: bertujuan untuk menguji pengetahuan teoretis mengenai ilmu di berbagai bidang kedokteran.
- Ujian praktik: bertujuan untuk menguji keterampilan klinis melalui simulasi situasi klinis.
Meskipun sudah melalui UKMPPD, kamu masih belum bisa membuka praktik. Sebab, ijin membuka praktik dokter memerlukan STR. Sehingga setelah itu, kamu perlu mengurus STR sesuai ketentuan yang ada.
4. Pengambilan sumpah dokter dan registrasi STR
Setelah lulus UKMPPD, calon dokter akan menjalani pengambilan sumpah dokter. Hal ini berarti calon dokter tersebut sudah resmi mendapat pengakuan sebagai dokter umum.
Namun, jangan senang dulu. Karena kamu perlu mendapat izin melakukan praktik kedokteran secara legal. Sehingga, kamu perlu mendaftarkan diri untuk memperoleh STR dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Dengan memiliki STR, itu tandanya kamu sudah sah menjadi dokter dan dapat menjalankan praktik dokter umum. STR ini memiliki masa berlaku selama 5 tahun dan harus diperbarui secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, untuk memperbarui STR, dokter perlu mengikuti program Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB). Fungsinya adalah untuk menjaga kompetensi profesional.
5. Program internship dokter
Internship dalam dunia kedokteran merupakan pendidikan profesi untuk membuat dokter menjadi semakin mahir dan mandiri setelah lulus pendidikan dokter. Tahapan ini umumnya berlangsung selama beberapa bulan sampai satu tahun.
Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman klinis secara mendalam di bawah pengawasan dokter senior. Selama prosesnya, dokter akan ditempatkan pada beberapa unit layanan kesehatan yang berbeda.
Hal tersebut bertujuan untuk memberikan peluang bagi dokter supaya belajar. Program internship juga penting sebagai masa transisi seorang dokter muda yang baru lulus menjadi praktisi medis yang mandiri.
6. Bekerja sebagai dokter umum
Setelah melalui program intersnhip, sudah otomatis jika kamu dapat menjalankan praktek sebagai dokter umum. Kamu dapat memilih untuk bekerja di berbagai fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, atau puskesmas.
Apabila kamu menjadi dokter umum, kamu dapat bekerja pada berbagai bidang. Hal ini tentu berbeda dengan dokter spesialis yang memiliki spesialisasi tertentu.
7. Melanjutkan pendidikan dokter spesialis
Selain menjadi dokter umum, ada opsi lain yang dapat kamu pilih yaitu menjadi dokter spesialis. Apabila kamu memilih untuk menjadi dokter spesialis, artinya kamu harus melanjutkan studi dokter spesialis.
Ada beberapa bidang yang dapat kamu pilih, antara lain THT, bedah, kardiologi, kandungan, penyakit dalam, saraf, dan lain-lainnya. Pendidikan dokter spesialis biasanya membutuhkan waktu 4 sampai 6 tahun, tergantung dari bidangnya.
Selama masa pendidikan, dokter akan menjalani pendidikan di rumah sakit yang memiliki program spesialis. Tentu ini sangat berbeda dengan kuliah S1 pendidikan dokter yang masih banyak nelajar teori.
8. Pendidikan subspesialis (fellowship)
Pendidikan spesialis bukanlah akhir dari studi seorang dokter. Apabila seorang dokter ingin fokus pada spesialisasi tertentu, dokter dapat melanjutkan ke tahap pendidikan subspesialis atau fellowship.
Misalnya, seorang dokter bedah ortopedi dapat melanjutlan ke bidang bedah tulang belakang melalui program subspesialis. Biasanya, pendidikan ini berlangsung selama 1 sampai 3 tahun, tergantung bidang keahlian.
9. Memperbarui surat izin praktik (SIP)
Selain STR, dokter yang berniat membuka praktik pribadi wajib memiliki Surat Izin Praktik (SIP). SIP ini dikeluarkan oleh dinas kesehatan setempat dan perlu perbarian secara berkala. Dokter perlu memastikan STR dan SIP selalu dalam status aktif.
10. Pengembangan profesional berkelanjutan
Menjadi dokter bukan hanya tentang menyelesaikan pendididan dan mendapat lisensi. Dokter perlu melakukan pengembangan profesional berkelanjutan untuk menjaga kompetensi dan memperbarui pengetahuan.
Dokter dapat mengikuti seminar, pelatihan, atau kursis untuk memperoleh Satuan Kredit Partisipasi (SKP). SKP tersebut diperlukan untuk memperbarui STR.
Tantangan Menjadi Dokter
Terlepas dari prestise dan betapa mulia profesi dokter, ternyata terdapat berbagai tantangan ketika kamu memilih menjadi seorang dokter. Berikut ini adalah beberapa tantangan yang sering dihadapi seorang dokter:
1. Pendidikan yang panjang
Proses menjadi dokter memerlukan waktu yang panjang. Bahkan untuk menjadi dokter umum, perlu waktu sekitar 6 sampai 7 tahun. Pendidikan tersebut memerlukan dedikasi tinggi, pengorbanan waktu, dan kemampuan akademis.
2. Tanggung jawab terhadap pasien
Dokter bertanggung jawab terhadap kesehatan dan nyawa pasien. Setiap keputusan medis seorang dokter dapat memengaruhi kondisi pasien secara langsung.
Hal tersebut membuat dokter perlu berhati-hati, memiliki pengetahuan yang cukup, dan dapat membuat keputusan secara cepat dan tepat. Itu merupakan beban tersendiri bagi seorang dokter.
3. Stres dan beban kerja tinggi
Profesi dokter sering kali harus menghadapi stres dan tekanan yang tinggi, terutama saat dokter harus menangani banyak pasien. Dokter juga sering bekerja dengan jadwal yang padat, sehingga menyebabkan kelelahan fisik dan mental.
4. Menghadapi tuntutan etika dan hukum
Seorang dokter wajib mematuhi kode etik kedokteran yang ketat. Kesalahan medis dapat menyebabkan dokter mendapat tuntutan hukum atau pencabutan izin praktik. Sehingga, dokter harus sangat teliti dan mengikuti prosedur standar.
5. Kesulitan menjaga keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi
Menghadapi jadwal kerja yang tidak teratur, seringkali membuat dokter kesulitan menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Kadang, waktu untuk diri sendiri dan keluarga menjadi terbatas.
Untuk mendapat gelar dokter dan menjalani profesi dokter di Indonesia merupakan perjalanan yang panjang. Prosesnya memang cukup panjang dan penuh tantangan. Namun, kamu perlu ingat bahwa dokter adalah pekerjaan mulia.
Memahami setiap tahapan dan syarat menjadi dokter merupakan hal paling penting bagi calon dokter supaya dapat mempersiapkan diri dengan baik. Jadi, apakah kamu sudah yakin untuk menjadi dokter?
Tuliskan Komentar