Mengenal Pengertian Paradigma Penelitian, Jenis-Jenis, hingga Contohnya

Apakah kamu mahasiswa akhir yang hendak melakukan penelitian? Jika iya, sudahkah kamu mempersiapkan diri dengan mempelajari mengenai pengertian paradigma penelitian beserta jenis-jenis dan contohnya?
Nah, jika belum, kamu sudah berada di artikel yang tepat untuk kamu baca. Paradigma penelitian ini memiliki peranan penting sebagai pondasi dalam memecahkan permasalahan yang menjadi topik penelitian, sehingga perlu kamu pahami sebelum melaksanakan penelitian.
Mengenal Pengertian Paradigma Penelitian, Jenis-Jenis, hingga Contohnya
Dengan kata lain, paradigma penelitian digunakan sebagai alat yang mendasari peneliti untuk menentukan pendekatan yang tepat dalam meneliti sebuah permasalahan.
Jika kamu ingin tahu lebih jauh mengenai apa itu paradigma penelitian, jenis-jenis, hingga contohnya, yuk langsung saja simak pembahasan berikut ini!
Apa Itu Penelitian?
Sebelum mempelajari apa itu paradigma penelitian, alangkah lebih baiknya kamu pahami terlebih dahulu mengenai definisi dari penelitian untuk memudahkanmu dalam memahami apa itu paradigma penelitian.
Nah, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara objektif dan sistematis untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Sementara itu, Soetrisno Hadi menyatakan bahwa penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran atau pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.
Nah, berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh fakta atau kebenaran melalui pengumpulan, analisis data dan informasi.
Yang mana, penelitian tersebut perlu dilakukan dengan jelas, terstruktur, teliti, dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan akhir dari penelitian ini ialah untuk memecahkan suatu permasalahan menggunakan metode ilmiah.
Apa Itu Paradigma Penelitian?
Paradigma penelitian adalah kerangka berpikir yang peneliti gunakan sebagai panduan untuk memandang suatu permasalahan penelitian dalam kacamata teori atau ilmu pengetahuan.
Kerangka berpikir tersebut kemudian bisa peneliti jadikan acuan untuk menentukan konsep teori, teknik, pendekatan, metode, hingga langkah-langkah analisis penelitian yang akan digunakan.
Pengertian Paradigma Penelitian Menurut Para Ahli
Setelah mempelajari pengertian penelitian dan paradigma penelitian secara umum, terdapat para ahli yang juga ikut serta menyampaikan pendapatnya mengenai apa itu paradigma penelitian.
Berikut ini beberapa ahli yang menyatakan pendapatnya mengenai pengertian paradigma penelitian:
1. Kuhn (1962)
Kuhn berpendapat bahwa pengertian paradigma penelitian adalah seperangkat keyakinan dan persetujuan bersama antara ilmuwan satu dengan ilmuwan lainnya tentang bagaimana sebuah masalah harus dipahami dan ditangani.
2. Prof. Kasiran
Pendapat mengenai apa itu paradigma penelitian juga datang dari Prof. Kasiran. Menurutnya, paradigma penelitian adalah acuan longgar dalam penelitian yang berupa asumsi, dalil, aksioma, postulat, atau konsep yang akan
digunakan sebagai petunjuk penelitian.
3. Guba dan Lincoln (1988)
Sementara itu menurut Guba dan Lincoln, paradigma penelitian merupakan cara peneliti untuk bisa memahami permasalahan tertentu dengan kriteria untuk dapat menguji agar penyelesaian masalah bisa ditemukan.
Jenis-Jenis Paradigma Penelitian
Tidak hanya perlu memahami apa itu paradigma penelitian, jenis-jenis paradigma penelitian juga perlu kamu ketahui sebelum kamu melakukan penelitian. Nah, berikut ini jenis-jenis paradigma penelitian:
1. Paradigma penelitian kuantitatif
Paradigma kuantitatif merupakan jenis paradigma yang dilandasi oleh filsafat positivisme. Dalam paradigma penelitian kuantitatif ini tidak mempercayai keberadaan unsur teologi dan metafisika.
Paradigma penelitian kuantitatif menganggap pengetahuan yang valid hanyalah berasal dari ilmu pengetahuan. Yakni, ilmu pengetahuan berupa pengalaman pribadi yang dirasakan oleh indra, kemudian diolah oleh pikiran.
Sumber ilmu paradigma kuantitatif ini berasal dari pemikiran rasional data empiris. Ini artinya, dalam paradigma kuantitatif terkandung asumsi yang berdasarkan pada fakta dan proses berpikir peneliti mengenai sebuah fenomena atau permasalahan tertentu.
Variabel yang digunakan dalam penelitian menggunakan paradigma kuantitatif juga tergantung pada tujuan dari penelitiannya. Dengan demikian, variabel penelitian dalam paradigma kuantitatif memiliki kemungkinan berubah sesuai situasi dan kondisi.
2. Paradigma penelitian kualitatif
Jika paradigma kuantitatif menganut filsafat positivisme, maka paradigma kualitatif ini menganut aliran humanistik. Ini berarti, manusia dijadikan sebagai subjek penelitiannya.
Dalam paradigma kualitatif ini mempercayai bahwa manusia memegang kendali untuk menentukan perilaku dirinya sendiri dan juga peristiwa atau perubahan sosial yang terjadi.
Paradigma kualitatif didasari oleh Teori Sosiologi Max Weber. Yang mana, teori ini merupakan bentuk pengembangan dari filsafat fenomenologis yang dikemukakan oleh Edmund Husserl.
Perlu kamu ketahui, fokus dalam paradigma kualitatif juga terkait dengan terjadinya peristiwa dan penyebabnya. Sehingga, tidak terbatas pada pengujian hipotesis.
3. Paradigma penelitian positivisme
Paradigma positivisme merupakan jenis paradigma yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan meyakini bahwa terdapat kebenaran atau realitas tunggal dari sebuah peristiwa yang terjadi atau pandangan yang ada.
Dalam paradigma positivisme ini juga mempercayai bahwa penelitian dilandasi oleh hukum dan prosedur baku dan tunggal.
4. Paradigma penelitian konstruktivisme
Paradigma konstruktivisme memiliki keyakinan yang bertolak belakang dengan paradigma positivisme. Tepatnya, paradigma konstruktivisme mempercayai bahwa tidak ada kebenaran atau realitas yang bersifat tunggal.
Hal ini berarti, kebenaran atau realitas tersebut perlu dikaji atau ditafsirkan terebih dahulu sehingga hasil yang diperoleh berbeda-beda atau tidak bersifat tunggal. Paradigma penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif.
5. Paradigma penelitian pragmatis
Dalam paradigma pragmatis, kebenaran atau realitas yang dipercayainya dapat diperdebatkan dan ditafsirkan. Paradigma ini merupakan perpaduan antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
6. Paradigma penelitian subjektivisme
Paradigma subjektivisme merupakan jenis paradigma penelitian yang memiliki keyakinan bahwa apa yang dipercayai oleh peneliti merupakan sebuah realitas atau kenyataan. Itulah mengapa paradigma ini dinamakan paradigma subjektivisme.
Ini artinya, pengetahuan yang dimaksud di dalam paradigma subjektivisme didapatkan dari perspektif peneliti itu sendiri sehingga bersifat subjektif.
7. Paradigma penelitian kritis
Paradigma kritis merupakan jenis paradigma penelitian yang mempercayai bahwa realitas atau kebenaran merupakan sistem yang sudah dibangun. Yang mana, realitas tersebut berada di bawah kontrol atau kekuasaan pihak yang berkuasa.
Paradigma kritis ini tidak terjadi begitu saja atau secara natural, melainkan sudah terdapat perencanaan atau rancangan sebelumnya untuk membentuk realitas tersebut.
Pilar Paradigma Penelitian
Terdapat empat pilar yang mendukung paradigma penelitian dan menjadi dasar dilakukannya penelitian, antara lain:
1. Epistemologi
Epistemologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai pengetahuan. Di dalamnya juga mencakup pembahasan mengenai bagaimana cara untuk mendapatkan pengetahuan tersebut dan melakukan verifikasi kebenarannya.
Pilar paradigma penelitian ini juga mendukung peneliti dalam penentuan pendekatan penelitian yang tepat untuk digunakan dalam penelitiannya.
2. Ontologi
Ontologi merupakan pilar paradigma penelitian yang mempelajari tentang hakikat dari realitas atau kebenaran. Dalam pilar paradigma ontologi akan menjawab pernyataan apakah terdapat realitas tunggal, jamak, atau tidak ada sama sekali.
3. Metodologi
Metodologi merupakan pilar paradigma penelitian yang menerangkan tentang bagaimana peneliti melakukan penyelidikan terhadap suatu lingkungan dan memvalidasi pengetahuan yang diperolehnya.
Pilar paradigma metodologi ini memiliki peranan penting untuk membantu peneliti dalam merencanakan pengumpulan dan analisis data secara spesifik.
4. Aksiologi
Pilar paradigma penelitian yang terakhir ialah aksiologi. Aksiologi merupakan pilar paradigma penelitian yang menerangkan mengenai sebuah nilai dalam penelitian.
Tujuan Paradigma Penelitian
Diharuskannya menentukan paradigma penelitian sebelum penelitian dilakukan, tentu bukanlah tanpa alasan. Menentukan paradigma penelitian ini penting bagi seorang peneliti agar mampu mencapai tujuan-tujuan berikut:
1. Sebagai landasan atau pondasi dalam penelitian
Pertama, menentukan paradigma penelitian bertujuan agar penelitian memiliki landasan atau pondasi yang kuat. Dengan demikian, adanya paradigma penelitian berperan penting supaya peneliti bisa membuat rencana penelitian dengan tepat.
2. Sebagai panduan atau arahan dalam melakukan penelitian
Dalam melakukan penelitian tentu dibutuhkan arahan atau panduan sehingga penelitian dapat mencapai tujuannya. Nah, paradigma penelitian inilah yang memiliki peran penting dalam memberikan panduan yang jelas agar peneliti bisa melakukan penyelidikan terhadap topik penelitian yang diangkat.
Dengan adanya kejelasan panduan dan arah penelitian, maka keberlangsungan proses penelitian menjadi lebih lancar. Begitu pula dengan kualitas analisis dan metode penelitian juga akan meningkat.
3. Membantu memahami sudut pandang peneliti
Terakhir, ditentukannya paradigma penelitian bertujuan supaya pembaca bisa memahami pengaruh sudut pandang atau perspektif peneliti terhadap hasil penelitiannya.
Contoh Paradigma Penelitian
Mempelajari mengenai apa itu paradigma penelitian saja rasanya tidak cukup. Contoh paradigma penelitian juga perlu kamu pelajari sebelum melakukan penelitian. Untuk itu, berikut ini kami berikan sebuah contoh paradigma penelitian kualitatif:
Sebagai contoh, peneliti ingin menggali persepsi dan makna kepuasan pelayanan dari perspektif pasien sebuah rumah sakit. Peneliti kemudian mengangkat judul penelitian, “Makna Kepuasan Pelayanan Bagi Pasien di Rumah Sakit A”.
Berdasarkan penelitian yang diangkat tersebut, peneliti mengambil perspektif pasien dengan melakukan observasi berdasarkan Teori Kepuasan Pelayanan serta konstruksi atau realitas yang berbeda-beda pada setiap individu.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara mendalam untuk mendapatkan sudut pandang dari pasien yang menggunakan layanan di Rumah Sakit A.
Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti kemudian memilih menggunakan pendekatan kualitatif sebagai paradigma penelitiannya. Hal ini dikarenakan pendekatan kualitatif sesuai dengan permasalahan yang ingin diteliti.
Di mana, dalam penelitian ini peneliti ingin memberikan gambaran secara lebih mendalam mengenai sebuah fenomena sosial, yakni kepuasan pasien terhadap pelayanan di sebuah rumah sakit.
Selain itu, pada penelitian kualitatif tidak terdapat patokan berapa minimal jumlah subjek penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang terdapat batasan minimal 30 subjek penelitian agar dapat dilakukan analisis statistik. Penelitian kualitatif ini lebih mengarah kepada kasus-kasus tertentu (Tahir, 2011:61).
Nah, demikianlah pembahasan mengenai pengertian paradigma penelitian secara umum, menurut para ahli, jenis-jenis, tujuan, pilar, hingga contoh paradigma penelitian kualitatif.
Jika kamu seorang kalangan akademisi baik dosen maupun mahasiswa yang hendak melakukan penelitian, maka informasi di atas perlu kamu pahami. Dengan demikian, kamu bisa melakukan penelitian dengan lebih lancar dan mampu mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Semoga bermanfaat!
Tuliskan Komentar