Rapi atau Rapih? Ini Dia Penulisan yang Benar Sesuai KBBI
![Rapi atau Rapih? Ini Dia Penulisan yang Benar Sesuai KBBI](https://halobookstore.com/wp-content/uploads/2024/12/Rapi-atau-Rapih_-Ini-Dia-Penulisan-yang-Benar-Sesuai-KBBI.jpg)
Penggunaan kata yang salah kaprah dalam bahasa Indonesia sering kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ialah penggunaan kata rapi atau rapih. Menurutmu, mana yang benar?
Kata rapi atau rapih pada dasarnya memiliki makna yang sama dan tidak begitu masalah jika penggunaannya untuk komunikasi secara lisan. Jika digunakan dalam bahasa tulis seperti skripsi, tesis, jurnal, disertasi dan lain-lainnya, tentu penulisannya harus sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku.
Rapi atau Rapih? Ini Dia Penulisan yang Benar Sesuai KBBI
Lalu, manakah yang benar, rapi atau rapih? Apa saja contoh lainnya dari penggunaan kata yang sering salah kaprah tetapi sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari? Artikel kali ini akan membahasnya lebih lanjut.
Rapi atau Rapih?
Rapi atau rapih merupakan salah satu contoh dari sekian banyaknya penggunaan kata dalam bahasa Indonesia yang salah kaprah. Meski demikian, keduanya memiliki arti yang sama sehingga tidak sampai menimbulkan kesalah pahaman ketika mengucapkannya.
Yang menjadi permasalahan adalah ketika kata yang salah kaprah tersebut digunakan untuk menyusun karya tulis tertentu. Jika digunakan untuk bahasa tulis atau karya ilmiah, penulisannya tentu perlu menggunakan bahasa baku atau sesuai dengan yang ada di dalam KBBI.
Sebab, penulisan karya tulis ilmiah pada umumnya memiliki serangkaian aturan baku dalam penulisannya. Salah satunya menggunakan kaidah kebahasaan yang berlaku yaitu sesuai KBBI dan PUEBI.
Jika tidak menggunakan bahasa baku, maka bersiaplah untuk menerima revisi dari dosen pembimbing jika kamu seorang mahasiswa yang tengah menyusun skripsi. Oleh sebab itu, penting sekali untuk memahami berbagai contoh kata baku dan kata tidak baku agar kamu bisa menggunakannya untuk keperluan yang sesuai.
Lalu, apa arti dari kata rapi atau rapih? Pada dasarnya, baik kata rapi maupun rapih memiliki makna yang sama dan aman-aman saja jika digunakan sebagai bahasa lisan atau untuk percakapan sehari-hari.
Akan tetapi, perlu kamu ketahui bahwa yang tercantum di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ialah kata “rapi”, atau tanpa huruf h. Menurut KBBI, kata rapi memiliki arti teratur, bersih dan enak dipandang mata.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kata rapih merupakan kata yang tidak baku karena tidak ada di dalam KBBI. Bentuk kata yang baku atau sesuai KBBI adalah rapi. Namun, keduanya masih memiliki makna yang sama.
Kasus Penggunaan Kata yang Salah Kaprah
Kasus salah kaprah dalam penggunaan kata tertentu sudah terjadi sejak zaman dahulu, bahkan hingga sekarang masih saja ada. Contohnya ialah dalam penggunaan kata Magicom.
Masyarakat pedesaan, mengucapkan Magicom sebagai alat yang digunakan untuk menanak nasi. Padahal, Magicom merupakan merupakan merek produk penanak nasi atau rice cooker.
Meski menggunakan merek Miyako sekalipun, masyarakat desa tetap saja menyebutnya Magicom. Sebab, penggunaan kata Magicom sudah dianggap lumrah atau umum bagi masyarakat desa. Justru akan terasa aneh ketika mereka menyebutnya rice cooker atau penanak nasi.
Contoh kasus penggunaan kata yang salah kaprah lainnya misalnya penggunaan kata Honda untuk menyebutkan motor. Padahal sama halnya dengan Magicom, Honda juga merupakan merek produk sepeda motor.
Akan tetapi, alih-alih menyebutnya sepeda motor, masyarakat pedesaan khususnya orang tua lebih sering menyebutnya Honda. Ini tentunya sudah menjadi hal yang biasa dan tidak dipermasalahkan di kalangan masyarakat desa.
Contoh Lainnya dari Penggunaan Kata dalam Bahasa Indonesia yang Sering Salah Kaprah
Selain kata rapi atau rapih, masih banyak contoh lainnya dari penggunaan kata dalam bahasa Indonesia yang sering kali salah kaprah dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kata tersebut sudah melekat dalam kamus berbahasa masyarakat sehingga mereka menganggapnya hal yang biasa.
Hal ini mungkin terjadi karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa lahir mereka sehingga anggapan mereka sudah memahami bahasa Indonesia dengan benar. Walau pada kenyataannya, masih banyak yang belum paham tentang kata baku dan kata tidak baku. Serta, kata yang sering kali salah kaprah.
Di bawah ini beberapa contoh lainnya dari kata yang sering kali salah kaprah, selain kata rapi atau rapih. Yang mana, kamu mungkin juga sering mendengar atau menjumpainya dalam keseharian.
1. Absensi atau presensi?
Selain rapi atau rapih, absensi atau presensi juga masuk daftar kata yang sering kali salah kaprah dalam penggunaannya. Kedua kata ini sering kali disandingkan untuk menyatakan situasi yang menyangkut kehadiran seseorang.
Padahal, absensi dan presensi adalah dua kata yang berbeda artinya. Absensi merupakan daftar ketidakhadiran seseorang, sedangkan presensi berarti sebaliknya, yakni kehadiran.
Namun pada realitanya, penggunaan kata absensi lebih sering digunakan untuk menjelaskan kehadiran seseorang. Misalnya saja, dalam konteks perkuliahan yang mungkin kamu juga pernah menjadi pendengar atau bahkan penggunanya.
Sebagai contoh, di kalangan mahasiswa kata-kata “titip absen” mungkin lebih sering kamu dengar ketimbang “titip presensi” untuk mahasiswa yang meminta tolong diisikan daftar kehadiran atau presensinya agar tercatat hadir dalam perkuliahan.
Padahal, kata yang tepat digunakan ialah titip presensi. Meski orang-orang sudah paham dengan maksud kata absen tersebut, menggunakan kata presensi tentunya lebih tepat. Kata absensi lebih tepat untuk mendata ketidakhadiran seseorang, bukan kehadiran.
2. Nol atau kosong?
Kemudian, nol atau kosong juga menjadi salah satu kata yang sering salah kaprah dalam penggunaannya. Misalnya saja ketika kita menyebutkan nomor telepon. Yang sering kali terucap pasti kosong, bukan?
Padahal, kata yang tepat untuk menyebutnya adalah nol. Nol merupakan kata bilangan, sedangkan kosong merupakan kata sifat yang artinya hampa, nihil, atau keduanya.
Dengan demikian, kata kosong lebih cocok untuk mengungkapkan kalimat misalnya, “Rumah itu kosong sejak seluruh penghuninya pindah ke luar negeri tiga tahun lalu”.
Dalam penjelasan Tesaurus Bahasa Indonesia, padanan kata nol memanglah kosong. Namun, penggunaannya hanya untuk situasi tidak resmi atau informal.
3. Nuansa atau suasana?
Menurut KBBI, suasana berarti keadaan sekitar sesuatu atau lingkungan sesuatu, sedangkan nuansa berarti variasi atau perbedaan yang sangat kecil atau halus sekali.
Melihat definisi keduanya, sudah bisa dilihat dengan jelas bahwa kata nuansa dan suasana memiliki arti yang jauh berbeda. Namun, sering kali digunakan dalam konteks yang sama. Sebagai contoh, kalimat-kalimat berikut:
- Nuansa rumah itu menjadi seram karena tidak pernah ditinggali selama lebih dari sepuluh tahun.
- Nuansa pagi hari di pedesaan terasa amat sejuk.
Kalimat di atas kurang tepat jika menggunakan kata nuansa, lebih tepat jika menggunakan kata suasana. Namun, orang-orang sering kali tidak menyadari, tidak mempermasalahkan dan cenderung abai dengan hal tersebut.
Nah, itulah penjelasan mengenai penulisan yang benar dari kata rapi atau rapih dan contoh-contoh kata dalam bahasa Indonesia lainnya yang penggunaannya sering kali salah kaprah.
Meski sudah menganggapnya lumrah, alangkah lebih baiknya kita memahami informasi di atas supaya bisa memilih kata yang tepat untuk menyampaikan informasi tertentu. Semoga bermanfaat!
Tuliskan Komentar