Ingin Membuat Pembaca Terkesan? Hindari Hal Ini Ketika Menulis Novel
Satu-satunya cara belajar menulis novel adalah dengan menulis. Seseorang yang sudah berpengalaman dalam menulis novel masih perlu belajar menulis. Bagi kamu yang masih insecure dengan novelmu, mulailah memperhatikan kaidah penulisan novel. Hindari hal-hal yang membuat cerita membosankan ketika menulis novel.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku. Ciri-ciri novel adalah, memiliki alur yang kompleks, jumlah kata lebih dari 35000 kata, dan memerlukan waktu lama untuk membaca.
Ingin Membuat Pembaca Terkesan? Hindari Hal Ini Ketika Menulis Novel
Preferensi dan perspektif pembaca adalah salah satu hal yang menentukan keberhasilan sebuah novel. Meskipun tidak sepenuhnya harus mengikuti keinginan pembaca, sebuah novel harus membuat pembaca terkesan.
Tips utama dalam membuat pembaca terkesan dengan novel kamu adalah dengan menghindari menulis novel yang membosankan. Yuk, simak ulasan tentang hal-hal yang harus kamu hindari ketika menulis novel.
1. Riset yang Kurang Mendalam
Menulis novel yang baik memerlukan riset yang mendalam. Selain itu, riset dapat mempermudah seorang penulis menggambarkan latar dan membuat alur yang masuk akal. Untuk menulis novel yang bagus, seorang penulis harus banyak membaca. Dengan riset mendalam, seorang penulis dapat menggambaran tokoh, latar, dan alur yang menarik dan realistis.
Cobalah membaca novel atau cerita pendek dengan tema serupa. Selain itu, cocokkan tulisan fiksi kamu dengan keadaan di dunia nyata agar novelmu lebih realistis.
2. Terlalu Banyak Deskripsi
Deskripsi memang penting dalam sebuah novel. Tetapi, tidak semua hal seperti cuaca, keadaan sekeliling, informasi pakaian karakter-karakter, dan informasi yang terlalu detail bagus untuk ditulis. Terlalu sedikit deskripsi akan membuat sebuah cerita terasa rumpang. Namun, terlalu banyak deskripsi dapat membuat pembaca bosan.
Tulis deskripsi yang sesuai dengan konteks cerita. Hindari mendeskripsikan sesuatu terlalu detail apalagi deskripsi tersebut tidak mendukung alur cerita pada novel tetapi justru membuat novel semakin membosankan.
3. Cliché
Apa serunya membaca novel yang mudah ditebak? Hindari menulis novel yang alur dan penokohannya mudah ditebak. Hal tersebut pasti membuat pembaca bosan dan malas menamatkan novel kamu.
Novel yang menarik lahir dari kreativitas penulis dalam menulis. Kamu bisa menambahkan plot twist pada alur cerita beberapa bab. Misalnya, tokoh dalam cerita kamu memiliki kepribadian yang tidak terduga. Bisa juga dengan menceritakan kejadian dari beberapa sudut pandang.
4. Tokoh yang Kurang Realistis
Pernahkah ada manusia yang dapat mengendarai elang terbang atau putri duyung yang menyamar menjadi murid di sekolah manusia? Misalnya lagi, orang dengan sangat jahat dan tidak manusiawi atau orang yang terlalu baik seperti ibu peri. Hindari menulis novel dengan penokohan yang tidak realistis. Biasanya, karakter seperti itu cenderung membuat novel kurang diminati.
Penokohan dalam suatu novel harus sesuai dengan kategori novel. Misalnya, karakter putri duyung wajar ditemukan pada novel bertema negeri dongeng. Sedangkan pada novel bertema agama, karakter putri duyung tidaklah masuk akal. Hindari pula membuat sifat karakter yang tidak realistis dan tidak sesuai dengan alur cerita novel.
5. Protagonis yang Tidak Disukai
Tokoh protagonis biasanya adalah karakter utama. Karakter utama sangat menentukan alur cerita sebuah novel karena karakter utama biasanya muncul di setiap bab. Membuat karakter utama yang menarik dapat membuat sebuah novel menyenangkan untuk dibaca.
Penulis harus memastikan bila karakter utama sebuah novel adalah karakter yang dapat menggambarkan cerita pada novel. Seorang karakter utama harus mampu dicintai oleh pembaca, kisahnya dapat menarik minat pembaca, dan membuat cerita penuh dinamika.
6. Alur yang ‘Biasa-Biasa Saja’
Tidak ada yang salah dengan tulisan yang biasa-biasa saja. Namun, akan bermasalah jika alur cerita biasa-biasa saja, tidak ada klimaks dan anti-klimaks. Contohnya, semua tokoh di dalam tulisan biasa-biasa saja, alur cerita penuh kedamaian seperti di Taman Firdaus, tanpa ada konflik dan luka.
Novel tanpa konflik akan sangat membosankan. Akan lebih baik jika ada konflik yang membuat cerita memiliki dinamika. Selain itu, kontras pada sifat antarkarakter juga dapat membuat cerita tidak monoton.
7. Menyerah Ketika Menulis Novel
Salah satu ciri novel yang bagus adalah novel yang selesai ditulis. Mempelajari kaidah penulisan novel yang baik dan benar hanya sia-sia belaka jika kamu berhenti menulis. Sebelum novel kamu selesai, jangan sampai berhenti menulis.
Ketika mulai bosan, cobalah untuk membaca banyak novel dan cerpen. Membaca dapat menambah ide dan wawasan. Selain itu, tulisan-tulisan penulis lain mungkin dapat menginspirasi kamu dalam menulis novel.
Demikian adalah hal-hal yang harus kamu hindari ketika menulis novel. Dari sekian hal-hal yang ada di artikel, mana yang pernah kamu lakukan?
Cicilia Novi Primiani
diskripsi dan iustrasi yg disampaikan sangat jelas