Email: cs@halopenulis.com
Tlp/WA: +62 821-4434-3651
Beranda » Blog » Cara Membuat Kerangka Berpikir, Pengertian, dan Contohnya

Cara Membuat Kerangka Berpikir, Pengertian, dan Contohnya

Cara Membuat Kerangka Berpikir, Pengertian, dan Contohnya

Cara membuat kerangka berpikir sangat bermanfaat bagi peneliti atau pelajar yang sedang melakukan penelitian ilmiah. Bagian ini dapat memperjelas alur pemikiran yang digunakan saat penelitian berlangsung.

Pada beberapa struktur karya ilmiah, kerangka berpikir memegang peranan yang penting. Bagian ini biasanya berada pada bab 2 setelah kajian teori.

Cara Membuat Kerangka Berpikir, Pengertian, dan Contohnya

Terdapat berbagai penjelasan mengenai cara membuat kerangka berpikir. Berikut adalah penjelasan cara membuat kerangka berpikir, pengertian, contoh, tujuan, manfaat, dan contohnya.

Apa yang Dimaksud dengan Kerangka Berpikir?

Kerangka berpikir adalah alur pemikiran yang sistematis dan logis. Kerangka ini digunakan untuk menggambarkan proses penyelesaian masalah atau penelitian.

Dalam konteks akademis atau penelitian, bagian inidigunakan untuk menunjukkan hubungan antara variabel atau konsep yang sedang diteliti. Kerangka berpikir juga membantu peneliti atau pembuat keputusan dalam memahami langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Secara sederhana, kerangka berpikir bisa diartikan sebagai peta atau panduan yang memberikan gambaran tentang bagaimana sebuah masalah dapat dianalisis dan diselesaikan. panduan ini dibuat berdasarkan teori, data, dan konsep-konsep yang relevan.

Nama Lain Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir memiliki sinonim yang beragam. Semua istilah ini memiliki makna yang serupa.

Namun penggunaannya bisa berbeda tergantung pada konteks atau disiplin ilmu. Berikut adalah nama lain dari kerangka berpikir dan penjelasannya yang biasa digunakan dalam penelitian.

  1. Kerangka Teoritis (Theoretical Framework): Mengacu pada dasar teori yang mendukung dan menjelaskan variabel yang diteliti serta hubungan antarvariabel tersebut.
  2. Kerangka Konseptual (Conceptual Framework): Lebih fokus pada konsep-konsep atau gagasan utama yang menjadi fondasi analisis penelitian. Biasanya lebih fleksibel dibandingkan kerangka teoritis.
  3. Paradigma Penelitian: Pola atau model dasar dalam penelitian yang menunjukkan cara pandang peneliti terhadap masalah yang diteliti, termasuk hubungan antarvariabel.
  4. Model Penelitian: Sering kali digunakan untuk menunjukkan representasi visual dari hubungan antarvariabel dalam sebuah penelitian atau proses pemecahan masalah.
  5. Skema Berpikir: Menggambarkan proses berpikir yang logis dan sistematis, sering kali digunakan dalam konteks yang lebih umum.

Tujuan Kerangka Berpikir

Terdapat beberapa tujuan penulisan kerangka berpikir. Berikut adalah tujuan pembuatan kerangka berpikir dalam karya ilmiah.

1. Menyediakan Panduan yang Jelas

Tujuan pertama adalah untuk menyediakan panduan yang jelas. Kerangka berpikir berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk mengikuti alur yang logis dalam proses pengumpulan dan analisis data.

2. Menjelaskan Hubungan Antarvariabel

Tujuan kedua adalah untuk menjelaskan hubungan antarvariabel. Kerangka berpikir membantu menjelaskan bagaimana berbagai variabel atau faktor terkait satu sama lain. Kegiatan ini mempermudah dalam pemahaman masalah secara menyeluruh.

3. Mengidentifikasi Faktor Utama

Tujuan ketiga adalah untuk mengidentifikasi faktor utama. Peneliti dapat lebih fokus pada faktor-faktor yang relevan dan penting dalam penelitian, sehingga dapat menghindari penyimpangan dari topik.

4. Mengurangi Ambiguitas

Tujuan keempat adalah untuk mengurangi ambiguitas. Kerangka berpikir yang jelas akan mengurangi kebingungan dan ambiguitas dalam memahami masalah dan menyusun solusi atau hipotesis penelitian.

Manfaat Kerangka Berpikir

Penulisan kerangka berfikir memiliki banyak manfaat. Berikut adalah manfaat pembuatan kerangka berpikir dalam karya ilmiah.

1. Membantu dalam Pengambilan Keputusan

Manfaat yang pertama adalah membantu pengambilan keputusan. Dengan adanya kerangka berpikir, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih terstruktur karena setiap langkah sudah diidentifikasi dan dianalisis secara logis.

2. Memudahkan Penyusunan Hipotesis

Manfaat yang kedua adalah memudahkan penyusunan hipotesis. Kerangka berpikir memungkinkan peneliti untuk menyusun hipotesis berdasarkan hubungan antarvariabel yang sudah diidentifikasi.

3. Meningkatkan Fokus Penelitian

Manfaat yang ketiga adalah meningkatkan fokus penelitian. Peneliti akan lebih fokus pada variabel atau faktor yang benar-benar mempengaruhi hasil penelitian, sehingga proses penelitian menjadi lebih efisien dan terarah.

4. Mempermudah Evaluasi

Manfaat yang terakhir adalah mempermudah evaluasi. Kerangka berpikir juga membantu dalam mengevaluasi apakah teori dan konsep benar-benar relevan dengan masalah yang sedang dihadapi.

Cara Membuat Kerangka Berpikir

Cara Membuat Kerangka Berpikir, Pengertian, dan Contohnya

Setelah kamu mempelajari mengenai bagaimana cara membuat kerangka berfikir, saatnya mempelajari mengenai bagaimana cara membuat kerangka berpikir. Berikut adalah cara membuat kerangka berpikir yang baik dan benar.

1. Identifikasi Masalah atau Tujuan Penelitian

Langkah pertama dalam menyusun kerangka berpikir adalah memahami dengan jelas masalah atau tujuan. Apa yang ingin kamu capai dari penelitian ini? Masalah apa yang ingin kamu selesaikan?

2. Pilih Teori atau Konsep yang Relevan

Setelah masalah atau tujuan kamu tentukan, langkah berikutnya adalah memilih teori atau konsep untuk menganalisis masalah tersebut. Teori yang harus relevan dengan masalah dan mampu menjelaskan fenomena.

3. Identifikasi Variabel atau Faktor-faktor Penting

Dalam penelitian kuantitatif, variabel merupakan aspek-aspek yang bisa kamu ukur dan analisis. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap masalah harus perlu kamu identifikasi.

4. Jelaskan Hubungan Antarvariabel

Hubungan antarvariabel atau faktor kunci harus kamu jelaskan dengan jelas. Misalnya, bagaimana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat? Hubungan ini bisa kamu gambarkan dalam bentuk diagram atau narasi yang sistematis.

5. Buat Diagram atau Representasi Visual

Untuk memudahkan pemahaman, sering kali peneliti menggambarkannya dalam bentuk diagram alur atau peta konsep. Diagram ini menunjukkan hubungan antara variabel dan bagaimana setiap elemen mempengaruhi satu sama lain.

Contoh Kerangka Berpikir

Contoh banyak kamu jumpai pada beberapa karya ilmiah. Berikut adalah contoh yang dapat kamu jadikan sumber belajar.

1. Judul Penelitian

Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Akademik Siswa

2. Masalah yang Dihadapi

Bagaimana motivasi dan lingkungan belajar mempengaruhi prestasi akademik siswa?

3. Teori yang Digunakan

Teori motivasi dari Abraham Maslow, teori lingkungan belajar dari Bandura.

4. Variabel Penelitian

Bebas (Independent Variables):

  1. Motivasi siswa
  2. Lingkungan belajar

Terikat (Dependent Variable):

  1. Prestasi akademik siswa

5. Hubungan Antarvariabel:

  1. Motivasi siswa yang tinggi akan meningkatkan minat belajar, yang pada akhirnya meningkatkan prestasi akademik.
  2. Lingkungan belajar yang kondusif (baik di rumah maupun di sekolah) juga mempengaruhi peningkatan prestasi akademik siswa.

6. Diagram:

Dalam contoh ini, motivasi siswa dan lingkungan belajar berperan sebagai variabel bebas yang mempengaruhi prestasi akademik siswa sebagai variabel terikat. Diagram menunjukkan hubungan antarvariabel dalam penelitian ini.

Tips Membuat Kerangka Berpikir

Ada beberapa tips yang bisa kamu gunakan. Berikut adalah beberapa tips dalam membuat kerangka berpikir yang efektif.

1. Pahami Masalah dengan Jelas

Sebelum memulai menyusun, pastikan kamu benar-benar memahami masalah atau pertanyaan penelitian. Tinjau literatur dan teori yang relevan untuk memperkuat pemahaman.

Rincikan masalah dalam bentuk pertanyaan. Identifikasi tujuan utama penelitian atau analisis.

2. Pilih Teori dan Konsep yang Tepat

Pilih teori dan konsep yang paling relevan dengan masalah atau topik yang kamu teliti. Ini akan membantu membangun dasar yang kuat.

Pilih teori yang sudah terbukti oleh banyak peneliti. Jika ada beberapa teori yang relevan, tentukan teori mana yang paling sesuai dengan konteks penelitianmu.

3. Identifikasi Variabel Penting

Jika penelitianmu bersifat kuantitatif, identifikasi variabel bebas dan variabel terikat yang relevan. Dalam penelitian kualitatif, fokuslah pada faktor-faktor kunci yang berhubungan dengan masalah.

Pisahkan variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Tambahkan variabel moderator atau mediator jika relevan.

4. Jelaskan Hubungan Antarvariabel

Hubungan antara variabel atau faktor perlu kamu jelaskan secara logis dan terstruktur. Pastikan orang lain dapat memahami alur logika dengan baik.

Gunakan kalimat sederhana dan jelas untuk menjelaskan hubungan antarvariabel. Hindari terlalu banyak asumsi tanpa dasar teoritis yang jelas.

5. Buat Representasi Visual

Diagram atau peta konsep akan memudahkanmu dan orang lain untuk memahami topik. Gambarkan bagaimana hubungan antarvariabel atau konsep saling berinteraksi.

Gunakan diagram alur (flowchart) atau diagram konsep (concept map). Letakkan variabel bebas di sebelah kiri dan variabel terikat di sebelah kanan (atau atas-bawah), sambil menunjukkan arah pengaruh.

6. Lakukan Review dan Revisi

Setelah membuat, lakukan review. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua elemen yang ada benar-benar relevan dan hubungan antarvariabel sudah logis.

Minta saran dari pembimbing atau rekan peneliti untuk mendapatkan masukan. Bandingkan dengan penelitian lain untuk memastikan kelengkapannya.

7. Fokus pada Tujuan Akhir

Kerangka berpikir harus selalu searah dengan pencapaian tujuan penelitian. Pastikan setiap bagian mendukung tujuan tersebut.

Jangan menambahkan terlalu banyak teori atau variabel yang tidak relevan dengan tujuan penelitianmu. Jaga agar tetap sederhana namun mendalam.

8. Gunakan Data Empiris atau Literatur Pendukung

Usahakan agar literatur atau data empiris yang kuat mendukung setiap hubungan atau elemen. Ini akan meningkatkan validitas penelitianmu.

Cari penelitian sebelumnya yang bisa mendukung. Gunakan referensi yang terbaru dan relevan.

Kesimpulan

Kerangka berpikir adalah alat untuk memastikan analisis masalah yang sistematis dan terstruktur. Cara membuatnya melibatkan identifikasi masalah, memilih teori yang relevan, mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan antarvariabel, dan membuat diagram.

Tujuan utamanya adalah menyediakan panduan bagi peneliti. Sedangkan manfaatnya meliputi kemudahan dalam pengambilan keputusan, penyusunan hipotesis, fokus penelitian, dan evaluasi yang lebih baik.

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

×

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko