Email: cs@halopenulis.com
Tlp/WA: +62 821-4434-3651
Beranda » Blog » Mengenal Pengertian, Fungsi, Jenis-Jenis, dan Cara Membuat Buku Besar Akuntansi

Mengenal Pengertian, Fungsi, Jenis-Jenis, dan Cara Membuat Buku Besar Akuntansi

Bagi masyarakat umum, istilah buku besar akuntansi mungkin terdengar kurang familiar. Namun bagi mahasiswa jurusan ekonomi atau akuntansi pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini.

Nah, jika saat ini kamu sedang mencari informasi apa itu buku besar akuntansi dan hal-hal terkait buku besar akuntansi lainnya, artikel kali ini akan sangat pas untuk kamu simak!

Mengenal Pengertian, Fungsi, Jenis-Jenis, dan Cara Membuat Buku Besar Akuntansi

Dalam artikel ini akan dibahas tentang buku besar akuntansi, mulai dari pengertian, fungsi, manfaat, jenis-jenis, bentuk, hingga cara membuat buku besar akuntansi. Informasi selengkapnya telah kami rangkum berikut ini!

Pengertian Buku Besar Akuntansi

Buku besar akuntansi atau yang dapat disebut pula general ledger merupakan salah satu bagian dari siklus akuntansi, yang mana di dalamnya memuat seluruh kegiatan transaksi dalam jurnal umum dan jurnal khusus.

Dalam buku besar akuntansi juga akan dikelompokkan atau digolongkan akun-akun perkiraan yang sama. Hal ini bertujuan untuk memudahkan akuntan dalam melakukan identifikasi akun-akun dan perhitungan transaksi.

Fungsi Buku Besar Akuntansi

Setelah memahami pengertian buku besar akuntansi, berikut ini akan dijelaskan fungsi dari buku besar akuntansi bagi seorang akuntan, yaitu:

  1. Menjadi alat untuk menggolongkan transaksi yang ada pada jurnal umum atau jurnal sebelumnya
  2. Sebagai alat untuk menggolongkan data keuangan sekaligus untuk mengetahui kondisi rekening atau akun ril apakah ada perbedaan atau tidak
  3. Sebagai alat untuk meringkas data transaksi yang ada di dalam jurnal umum
  4. Sebagai bahan pelengkap dalam penyusunan laporan keuangan.

Manfaat Buku Besar Akuntansi

Buku besar akuntansi memiliki beragam manfaat untuk menjaga kerapian laporan keuangan. Berikut ini manfaat buku besar akuntansi:

  1. Menjadi rekam jejak utama laporan keuangan
  2. Membuat berbagai laporan keuangan menjadi seimbang
  3. Bisa membantu menunjukkan jika terdapat manipulasi atau kecurangan dalam pencatatan data keuangan
  4. Mampu menjadi petunjuk apabila terdapat pencatatan transaksi keuangan yang ganjil atau tidak wajar
  5. Mengetahui kondisi keuangan sebuah perusahaan atau bisnis.

Jenis-Jenis Buku Besar Akuntansi

Mengenal Pengertian, Fungsi, Jenis-Jenis, dan Cara Membuat Buku Besar Akuntansi

Sebelum mempelajari cara membuat buku besar akuntansi, pengetahuan lainnya yang ada baiknya juga perlu kamu ketahui adalah tentang jenis-jenis buku besar akuntansi. Secara garis besar, buku besar akuntansi terbagi menjadi dua jenis, antara lain:

1. Buku besar umum

Buku besar umum merupakan jenis buku besar akuntansi yang di dalamnya memuat catatan transaksi keuangan berupa perkiraan dalam periode waktu tertentu. Catatan transaksi yang termuat di dalamnya meliputi kas, piutang, modal, dan persediaan utang usaha.

Pencatatan transaksi ke dalam buku besar umum ini biasanya dilakukan secara berkala setiap akhir bulan dengan berdasarkan hasil rekapitulasi pada jurnal khusus. Proses pemindahan catatan transaksi dari buku besar ke dalam jurnal disebut dengan posting.

Perlu kamu ketahui juga bahwa pencatatan transaksi ini dibuat untuk memberikan gambaran umum mengenai pengaruh transaksi terhadap perubahan aktivasi, modal, dan kewajiban perusahaan.

2. Buku besar pembantu

Buku besar pembantu atau dikenal pula buku tambahan merupakan sekelompok rekening yang memuat informasi mengenai rincian utang dan piutang usaha secara mendetail.

Kemudian, buku besar pembantu juga terbagi kembali menjadi dua jenis. Yakni, buku besar pembantu utang usaha dan buku besar pembantu piutang usaha. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini penjelasan selengkapnya:

a. Buku besar pembantu piutang usaha

Buku besar pembantu piutang usaha merupakan buku besar yang disediakan secara khusus untuk mencatat perusahaan yang melakukan langganan kredit. Dengan demikian, akuntan akan lebih mudah dalam mengetahui siapa saja perusahaan yang melakukan transaksi penjualan kredit beserta jumlah atau nominalnya.

Di dalam buku besar pembantu piutang ini juga akan dicatat transaksi piutang secara tersendiri sesuai dengan keadaan tagihan masing-masing. Apabila terjadi perubahan catatan transaksi piutang secara keseluruhan, maka akan dicatat pada perkiraan piutang di buku besar umum. Yang mana buku besar umum di sini berfungsi sebagai laporan keuangan utama atau induk.

b. Buku besar pembantu utang usaha

Buku besar pembantu utang usaha digunakan untuk melakukan pencatatan secara terperinci mengenai pemasok atau supplier yang memberikan pinjaman berupa barang dagangan maupun aktiva lainnya.

Sama halnya dengan buku besar pembantu piutang, dalam buku besar pembantu utang juga dapat dilihat keadaan utang pada setiap pemasok karena tercatat dalam daftar tersendiri.

Perubahan utang secara keseluruhan akan dicatat di buku besar umum pada perkiraan utang sesuai dengan prinsip akuntansi. Sementara itu, perubahan utang pada setiap pemasok akan dicatat pada perkiraan masing-masing di dalam buku besar.

3. Buku debitur

Buku debitur adalah jenis buku besar yang dibuat untuk menghimpun informasi tentang penjualan. Yakni caranya dengan memberikan informasi mengenai pelanggan mana saja yang memiliki hutang beserta nominal hutangnya.

4. Buku kreditur

Buku kreditur adalah jenis buku besar yang bertujuan untuk menghimpun informasi tentang jurnal pembelian. Jadi, dalam buku kreditur akan memuat informasi mengenai supplier mana saja yang memiliki hutang beserta jumlahnya.

Bentuk Buku Besar

Selain terbagi menjadi ke dalam dua jenis, buku besar juga memiliki bentuk yang bermacam-macam. Penjelasan selengkapnya bisa kamu simak berikut ini:

1. Bentuk T

Bentuk t merupakan bentuk buku besar paling sederhana yang berbentuk huruf T besar. Sebelah kanan menunjukkan kredit dan sebelah kiri menunjukkan debet. Untuk kode akun diletakkan di bagian kanan atas, sementara nama akun di bagian kiri atas.

2. Bentuk skontro

Bentuk skontro merupakan buku besar yang tersaji dalam bentuk dua kolom. Hal ini sesuai dengan skontro yang berarti menyebelah atau terbagi dua, yaitu kredit dan debet.

3. Bentuk staffle dengan kolom saldo rangkap

Buku besar berbentuk staffle berkolom saldo rangkap berarti buku besar ini memiliki dua kolom saldo, yakni kolom debet dan kolom kredit.

4. Bentuk staffle dengan kolom saldo tunggal

Berbeda dengan bentuk staffle berkolom saldo rangkap, staffle berkolom saldo tunggal berarti buku besar memiliki kolom saldo tunggal. Yang mana, bentuk ini sering kali digunakan untuk menjelaskan transaksi dalam jumlah banyak.

Cara Membuat Buku Besar

Cara membuat buku besar bisa dikatakan cukup mudah. Langkah untuk membuatnya bisa kamu simak berikut ini:

  1. Pertama, isilah tanggal dilakukannya proses posting buku besar. Pastikan tanggal yang tertera sama dengan tanggal pencatatan pada jurnal umum.
  2. Berikutnya, isi kolom keterangan dengan nama-nama akun yang memengaruhi buku besar akun tersebut. Jika terdapat saldo awal untuk nama akun tersebut, maka tulis “saldo awal” di keterangannya.
  3. Setelah kolom keterangan sudah terisi, selanjutnya isilah bagian kolom referensi. Bagian kolom referensi diisi dengan nama atau jenis jurnal yang diposting beserta nomor halamannya. Penulisannya dengan cara disingkat, misalnya jurnal umum halaman 1 dapat ditulis menjadi JU 01.
  4. Setelah itu, isi bagian kolom debit dan kredit. Keduanya diisi sesuai dengan posisi akun di dalam jurnal umum. Sebagai contoh, akun kas terletak dalam jurnal umum di kolom debit, maka di dalam buku besar juga diletakkan di kolom debit.
  5. Terakhir, isi bagian kolom saldo. Kolom saldo diisi sesuai dengan jumlah dari penambahan atau pengurangan hingga nantinya didapatkan saldo akhir buku besar akun tersebut.

Nah, demikian pembahasan tentang buku besar akuntansi, mulai dari pengertian, fungsi, manfaat, bentuk, jenis-jenis, hingga cara membuat buku besar akuntansi. Memahami informasi di atas merupakan bekal dasar yang penting jika kamu bercita-cita menjadi seorang akuntan profesional. Semoga bermanfaat!

Tuliskan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

×

Keranjang belanja

Tidak ada produk di keranjang.

Kembali ke toko