10 Kesalahan Umum Penulis Pemula yang Sering Ditemukan oleh Editor, Yuk Hindari!

Bagi penulis pemula, ingin cepat menerbitkan bukunya adalah hal yang wajar. Namun, antusiasme yang terlalu tinggi sering kali membuat mereka luput dalam memperhatikan kualitas naskahnya.
Banyak kesalahan umum penulis pemula yang dilakukan dan tidak disadari, namun dapat dengan mudah ditemukan oleh editor. Jika ingin naskahmu lebih mudah diterima oleh penerbit dan dipahami oleh pembaca, maka memahami kesalahan umum tersebut adalah hal yang penting.
10 Kesalahan Umum Penulis Pemula yang Sering Ditemukan oleh Editor, Yuk Hindari!
Dalam artikel kali ini, kami akan bahas sepuluh kesalahan umum penulis pemula yang sering kali tidak disadari namun dapat dengan mudah ditemukan oleh editor naskah. Apa saja kesalahan tersebut? Yuk, simak langsung pembahasan berikut hingga akhir!
1. Struktur Tulisan yang Tidak Jelas
Kesalahan umum penulis pemula yang pertama adalah struktur tulisan yang tidak jelas. Padahal, struktur tulisan yang runtut dan rapi merupakan aspek penting untuk memudahkan pembaca dalam memahami pesan yang hendak penulis sampaikan. Struktur tulisan yang tidak jelas bisa membuat pembaca kebingungan, bahkan salah memahami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.
Sebagai contoh, membuat opening atau pembuka paragraf yang terlalu panjang dan bertele-tele serta tidak relevan dengan tema tulisan yang diangkat. Hal ini bisa membuat pembaca bingung dan bahkan bisa jadi memutuskan tidak melanjutkan membacanya.
Contoh lainnya misalkan isi tulisan yang melompat-lompat, tidak adanya paragraf penghubung untuk menghubungkan setiap kejadian di dalam cerita, serta tidak adanya penutup yang merangkum atau memperkuat pesan yang ingin disampaikan.
Nah, untuk menghindari kesalahan umum ini, sebagai penulis pemula kamu bisa membuat outline atau kerangka tulisan terlebih dahulu sebelum menulis. Outline tulisan bisa membantumu terhindar dari writer’s block dan menjaga arah atau fokus tulisanmu sehingga tidak ke luar tema yang dibahas.
Kamu juga perlu memastikan agar setiap paragraf mampu mengarah ke tujuan utama tulisan. Agar tulisan lebih terstruktur dan tidak terlalu panjang, kamu juga bisa menggunakan subjudul untuk memecah isinya.
2. Salah Penulisan Ejaan atau Typo
Kesalahan umum berikutnya yang dilakukan oleh penulis pemula ialah kesalahan penulisan ejaan atau typo. Ini termasuk kesalahan minor sehingga mudah diperbaiki. Namun, kesalahan penulisan ejaan ataupun penempatan tanda baca ini sering terjadi sehingga harus membuat editor bekerja lebih keras.
Kesalahan penulisan ejaan atau typo dan tanda baca yang salah juga bisa memengaruhi keterbacaan. Banyak typo bisa mengurangi kenyamanan para pembaca dan menurunkan kredibilitas penulis.
Itulah mengapa sebelum tulisan dipublikasikan atau diajukan ke penerbit, kamu perlu melakukan self editing terlebih dahulu agar terbebas dari berbagai kesalahan penulisan dan naskahmu berpeluang lebih besar diterima oleh penerbit. Untuk editing secara mendalam, barulah nanti akan dilakukan oleh tim editor dari penerbit.
Untuk membantu mempermudah self editing, kamu bisa pelajari kembali kaidah kebahasaan sesuai EYD V, memanfaatkan tools seperti Grammarly atau pun Typoonline, hingga membaca ulang tulisan dengan keras untuk memastikan aliran kalimat lancar dan tidak terdengar mengganjal saat dibaca.
3. Penyebutan Istilah yang Tidak Konsisten
Kesalahan umum lainnya dari penulis pemula yang sering kali ditemukan oleh editor juga terkait dengan tidak konsistennya penulis dalam menyebutkan istilah tertentu. Misalnya saja saat menyebutkan sudut pandang tokoh pada karya fiksi.
Tanpa disadari, penulis pemula sering kali menyebutkannya secara tidak konsisten. Dari yang pada awalnya menggunakan kata “aku” lalu berubah menjadi “saya”. Meski sama-sama termasuk sudut pandang orang pertama, namun terkesan kurang enak dibaca dan bisa membuat pembaca merasa bingung serta menganggap penulis tidak konsisten.
Selain itu, penulis pemula bahkan kadang kala berpindah sudut pandang dalam paragraf yang sama. Dari “aku” tiba-tiba berubah menjadi “dia”. Hal ini tentu juga akan membuat pembaca bingung dan sulit memahami cerita yang penulis sampaikan.
Untuk itulah, tentukan sudut pandang sejak awal dan sebutkan secara konsisten di dalam cerita. Jangan lupa selalu cek kembali setiap bab yang sudah selesai ditulis apakah sudah menggunakan sudut pandang yang konsisten atau belum.
4. Kalimat Tidak Efektif
Selanjutnya, editor juga sering kali menemukan kesalahan umum penulis pemula berupa kalimat yang tidak efektif atau berbelit-belit. Biasanya kalimat tidak efektif dapat berbentuk kalimat yang terlalu panjang atau mengulang informasi yang sama. Hal ini bisa membuat pembaca mudah lelah dan jenuh.
Untuk menghindari kesalahan ini, bacalah ulang paragraf dan hilangkan kata yang tidak perlu. Gunakanlah kalimat yang pendek dan pastikan langsung ditulis menuju pada intinya. Memilih diksi yang sederhana tetapi kuat juga penting agar kalimat menjadi lebih mudah dimengerti oleh pembaca.
5. Memasukkan Informasi Secara Berlebihan

Penulis pemula juga sering kali melakukan kesalahan lainnya yakni memasukkan informasi secara berlebihan. Pada umumnya, informasi disampaikan sekaligus pada awal cerita sehingga membuat pembaca kewalahan dan enggan melanjutkan membacanya.
Sebagai contoh, memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang terlalu panjang, mendeskripsikan karakter secara berlebihan, hingga memperkenalkan banyak tokoh dalam waktu yang singkat. Hal ini bisa membuat pembaca merasa terbebani dan kesulitan memahami cerita.
Maka, sampaikanlah informasi sedikit demi sedikit agar lebih mudah diterima oleh pembaca. Tunjukkan karakter tokoh melalui tindakan mereka, bukan sekadar diceritakan melalui kata-kata saja. Dengan begitu, cerita akan menjadi terkesan lebih hidup.
Selain itu, fokuslah pada hal yang penting terlebih dahulu. Jangan terlalu tergesa-gesa untuk menyampaikan seluruh informasi di awal cerita supaya pembaca lebih mudah mencernanya dan tidak merasa bingung.
6. Kurangnya Riset
Kesalahan umum penulis pemula yang lainnya adalah memasukkan data yang salah atau informasi yang kurang akurat di dalam naskah bukunya. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya riset dari penulis terkait topik yang dibahas.
Misalnya saja dalam menulis buku fiksi terjadi kesalahan dalam menyebutkan istilah medis tertentu, tidak memahami profesi tertentu yang dijadikan sebagai profesi karakter secara detail, serta setting cerita yang tidak sesuai realita. Melakukan riset secara mendalam terkait hal-hal tadi tentunya penting agar kamu bisa membuat alur cerita yang logis, kuat, dan realistis.
Begitu pula dalam menulis buku nonfiksi. Melakukan riset secara mendalam merupakan bekal utama agar informasi yang kamu sampaikan memiliki landasan atau sumber yang kuat dan kredibel sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
7. Kurang Memahami Target Pembaca
Sebelum menulis naskah buku, salah satu yang perlu ditentukan adalah siapakah target membaca bukumu? Jika sudah pasti, maka kamu bisa menulis buku yang sesuai dengan gaya bahasa target pembaca dan menyertakan pesan yang tepat sasaran.
Namun, pemahaman terhadap siapa target pembaca sering kali disepelekan penulis meski sangat penting untuk mendukung keberhasilan bukunya. Hal ini bisa berdampak pada cerita yang menjadi kurang fokus dan pesan tidak tersampaikan dengan baik karena penggunaan gaya bahasa yang tidak sesuai dengan target pembaca.
Maka dari itu sebelum menulis buku, tentukanlah terlebih dahulu target pembaca mulai dari usia, minat, pekerjaan, hingga kebutuhan pembaca. Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan gaya bahasa dan tone tulisan sesuai dengan target pembaca. Pastikan menggunakan gaya bahasa dan tone tulisan tersebut secara konsisten, ya.
8. Tidak Ada Perkembangan Karakter
Dalam naskah buku fiksi, penulis pemula juga sering kali melakukan kesalahan di mana tidak membuat karakter mengalami perkembangan atau karakter yang tidak konsisten. Padahal, perkembangan karakter ini penting untuk mendukung alur cerita agar semakin menarik.
Oleh sebab itu, buatlah profil setiap karakter secara lengkap. Setiap karakter juga harus memiliki motivasi dan tujuan yang jelas dalam cerita. Hal ini bertujuan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh tokoh memiliki alasan yang logis dan mampu menciptakan perkembangan tokoh sejak awal hingga akhir cerita.
9. Dialog Tidak Alami
Editor juga sering kali menemukan naskah penulis pemula di mana banyak dialog yang terkesan tidak natural. Dialog yang digunakan terkesan kaku, tidak realistis, atau menjelaskan sesuatu secara berlebihan. Bahkan, tidak mencerminkan kepribadian tokoh yang melontarkan dialog tersebut. Hal ini tentu bisa menimbulkan kebingungan di benak pembaca.
Untuk mengatasinya, kamu bisa membayangkan berdialog di dunia nyata agar dialog terkesan lebih natural. Menggunakan gaya dialog yang sesuai dengan latar belakang tokoh juga penting agar lebih realistis. Kamu juga perlu menyelinginya dengan ekspresi atau gesture wajah yang mendukung agar dialog menjadi lebih hidup.
10. Melewatkan Tahapan Self Editing Naskah
Terakhir, penulis pemula juga sering kali melakukan kesalahan berupa melewatkan tahapan self editing naskahnya. Padahal, tidak ada naskah yang sempurna hanya dengan sekali tulis sehingga perlu melalui tahapan editing dan revisi terlebih dahulu sebelum akhirnya dikirimkan ke penerbit.
Naskah yang masih berupa draft awal biasanya masih terdapat banyak typo, alur belum rapi, dialog yang belum optimal, hingga karakter yang belum matang. Itulah mengapa naskah perlu dibaca ulang dan melalui self editing terlebih dahulu.
Agar hasil editing optimal, istirahatkanlah naskah beberapa hari setelah selesai ditulis. Setelah itu, baca ulang naskah dan lakukan self editing setidaknya 2-3 kali. Jika memungkinkan, kamu juga bisa meminta feedback dari beta reader maupun rekan sesama penulis dari komunitas menulis yang kamu ikuti.
Nah, itulah tadi sepuluh kesalahan umum penulis pemula yang sering ditemukan oleh editor. Melakukan kesalahan penulisan adalah hal yang wajar, terlebih lagi jika kamu masih termasuk penulis pemula. Melakukan kesalahan adalah bagian dari proses untuk menjadi penulis profesional.
Jika kamu ingin meningkatkan kualitas naskahmu agar berpeluang lebih besar diterima oleh penerbit, maka jangan sampai melewatkan tahapan self editing naskah, ya.
Untuk memastikan naskahmu semakin berkualitas, rapi, profesional, dan sesuai standar penerbitan besar, maka menggunakan jasa editing naskah profesional patut kamu pertimbangkan. Salah satunya jasa editing naskah dari Halo Bookstore.
Pengerjaan editing naskah di Halo Bookstore dilakukan oleh editor profesional dan telah berpengalaman menangani ribuan naskah penulis. Tentu saja, hasilnya dijamin rapi dan sesuai dengan standar kaidah penulisan yang berlaku.
Harganya pun tergolong ramah di kantong penulis pemula. Jadi, tidak perlu khawatir dan berpikir dua kali jika hendak menggunakan layanan jasa editing naskah dari Halo Bookstore. Kamu tinggal menunggu kabar naskahmu sudah selesai diedit dan segera kirimkan ke penerbit buku tujuanmu! Untuk informasi pemesanan jasa editing naskah, kamu bisa klik link berikut: jasa editing naskah buku profesional.


Tuliskan Komentar